Sunday, July 12, 2015

HAMARTIA


"Syukurlah bencana itu tidak pernah menimpa kita semua"


Sebuah Lakon karya Sekar Dewantari dan M. Muqsith Abdul Hakim yang dimainkan oleh Teater Embun pada tanggal 7 September 2014 di Gelanggang Remaja Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan.

Gendis dan ibunya menjalani hidup mereka dengan normal. mereka tinggal bersama Nirmala, yaitu sepupu Gendis yang memiliki gangguan mental karena trauma berat atas kasus yang menimpa ayahnya. Gendis dan Ibu selalu merawatnya dengan baik dan melindunginya dari hal-hal yang bisa membuatnya sedih, dan membuatnya percaya bahwa dunia itu sempurna.

Gendis mempunyai sebuah buku berwarna merah jambu; segala kesedihan atau kebusukan dunia yang mungkin menimpa dirinya selalu ia tuangkan kedalam buku itu. Dengan begitu, ia akan selalu merasa baik-baik saja, tak tersentuh oleh kesedihan, aman seutuhnya.
kemudian tiba-tiba, datanglah sesosok figur yang menuduh rasa simpati Gendis terhadap dunia hanyalah suatu kepalsuan belaka. figur itu menuduh Gendis sebagai seorang pengecut, yang bersimpati seadanya, menolak dirinya tersentuh oleh derita, dan bersyukur bahwa hal tersebut tidak terjadi padanya.


 

Inilah Pertanyaannya; Dimana keyakinan itu, yang selalu ia banggakan, bahwa dunia itu sempurna? Dimana kebenaran itu, yang seolah tampak didepan mata, tapi ternyata jauh didalam angan? Dimana?




HAMARTIA


PROSES LATIHAN








MALAM ANUGRAH (27 SEPTEMBER 2014)



Ditulis Oleh: Aryandini Widyarini

Friday, June 20, 2014

HAMARTIA - Festival Teater SLTA 24


7 September 2014

      Catat tanggalnya. lakon "HAMARTIA" akan di pentaskan oleh Teater Embun pada tanggal tujuh bulan sembilan tahun dua ribu empat belas. mengangkat cerita tentang konflik keseharian yang di alami sebuah keluarga sederhana. dan moral yang rusak karena ingin berbuat baik, lalu gagal. penasaran?

Teater Embun SMAN 5 Depok dengan bangga mempersembahkan :            
   

            
  "HAMARTIA"


Tanggal : 7 September 2014
Tempat : Auditorium GRJS Bulungan 
Waktu : 15.00 - selesai
Harga tiket : 
-Kursi Regular = Rp30.000,-
-Kursi VIP = Rp40.000,- (tersedia 14 kursi)

Ayo pesan tiketmu secepatnya agar bisa mendapatkan kursi yg kamu inginkan!

Informasi lebih lanjut, hubungi : 
-Annisa Erninda:
082111021100/24e4c849
-Putri : 
085717858296 (bisa melalui whatssapp)

Dan jangan lupa cek twitter @TeaterEmbun5 untuk informasi terbaru. 


We act, we play, we stay!















Hamartia - Teater Embun Trailer.

Sutradara: Sir Ilham Jambak
Naskah : - Sekar Dewantari
              - Muhammad Muqsith Abdul Hakim


Gedung Auditorium Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan

Sunday, June 1, 2014

AYAHKU PULANG

  
   Sebuah naskah karya Usmar Ismail yang dimainkan oleh Teater Embun pada tanggal 18 April 2014 di Rumah Seni Asnur, Tanah Baru, Depok. lakon yang mengusung kisah hidup keluarga yang sangat sederhana. konflik sehari-hari telah menjadi "siklus" dirumah tersebut. Ya, bisa di bilang masalah yang timbul karena uang yang menjadi titiknya. UUD alias Ujung-Ujungnya Duit. Hilangnya sosok si pencari duit alias Ayah akibat perceraian 20 tahun yang lalu. 

Gumarto
 Gunarto (M.Muqsith Abdul Hakim)

 Ayah (Rahman Ghifari S)

 Ibu (Annisa Isnaeni)

Maimun (Verren Dito)

Mintarsih (Aprillia Ayu)

        Naskah yang sudah berulangkali di pentaskan baik oleh grup teater maupun dari instansi lain ini kembali di pertontonkan ke publik. tanpa ada naskah yang di ubah drama berlangsung selama 30 menit.
        Suasana malam takbiran yang harusnya di penuhi rasa gembira kini menjadi kelam, legam, petaka, penuh sesal, dan cucuran tangisan dimana-mana. si Ibu yang sangat menanti-nantikan kehadiran suaminya mantan suaminya yang telah meninggalkannya 20 tahun karena perceraian yang tidak juntrungan. si suaminya mantan suaminya itu pergi dengan wanita lain yang lalu menyeretnya ke lembah kedurjanaan, cuma karena harta, tahta, dan wanita. lupa ia akan kewajibannya, yaitu memiliki 3 orang anak yang masih harus di besarkan.





       Tentu Gunarto yang merupakan anak pertama di keluarga itu sangat tidak suka dengan kondisi ibunya. karena ia tahu betapa pedihnya hidup tanpa ayah, bahkan hidup dengan ayah sekalipun mudah sekali di deskripsikan dengan kata "keras".
 
     MUJUR. orang yang berada dalam bayang-bayang ruang mata Ibu datang di malam takbiran. Ibu gembira tak ketulungan. Maimun dan Mintarsih tak kuasa menahan harunya karena mereka belum pernah merasakan pelukan dari ayahnya sejak mereka kecil. terkecuali Gunarto, dengan muka merah padamnya ia menahan api kemarahan yang akhirnya terlontar kalimat-kalimat tidak mengenakan yang tepat menusuk hati Ayah. Pria tua yang berpakaian compang-camping dengan kopiah yang mulai kelabu dimakan usia itu harus minggat kembali. padahal ia baru saja datang dan berniat untuk menyesali perbuatannya. tapi cacianan dari Gunarto tidak kuasa menahan langkah kaki tua itu. bahkan seteguk air belum sempat membasahi kerongkongannya.






 


     Maimun mengejar, tapi ia hanya menemukan baju dan kopiahnya di bawah lampu di dekat sungai. Ia benar-benar tidak kuat menerima hinaan dari Gunarto. dan memutuskan untuk terjun.


Persiapan:


Lighting Crew                     : Annisa Erninda
Sound Operator & Artistik : Rahma Indira Marino
Fotografer                          : Indra Agung Discahya


Ditulis Oleh: M.Muqsith Abdul Hakim





Thursday, January 2, 2014

THE END (?) 2013


“Apakah Ini  Semua Sudah Berakhir?”

              
  THE END (?), sebuah lakon yang dimainkan pada tanggal 24 Juni 2013, jam 3 sore di Gedung Auditorium Gelanggang Remaja Bulungan Blok M Jakarta Selatan. Cerita tersebut mengkisahkan tentang perjuangan sebuah negara jajahan (Bangara) melawan negara bengis  yang menjajah  (Ublaganang). Peperangan terjadi sejak dulu dimulai sekitar tahun seribu sembilan ratusan. Penindasan sudah berlangsung puluhan tahun. Anak tanpa orangtua, istri tanpa suami dan airmata yang menitik bersama dengan tetesan darah sudah tidak awam lagi. Bangara sudah kehabisan tentara dan segala faktor yang mendukung untuk mempertahankan negaranya. Tapi itu semua bukan berarti sebuah akhir.


Ringkas Tokoh:

Diana
Bersifat ilahi “devine”.  Arti lain dari namanya adalah hebat/istimewa. Mempunyai penafsiran seorang pemimpin. Pengertian lain, orang yang bernama Diana “bagaikan Dewi”, pemimpin dari sebuah gerakan.
Tokoh yang kuat, berhati baja dan mempunyai pemikiran jauh kedepan. Selalu memberi semangat dan “menggenjot” semangat para kawanannya yang berpikiran lain. Mimpinya terlalu jauh, tapi  selalu berusaha dengan apapun dan bagaimanapun mimpi tersebut harus tercapai olehnya.

Ernest
“Serious”. Dalam bahasa inggris, “Earnest” artinya sungguh-sungguh sepenuh hati. Tempramental, juga bagus untuk menjadi seorang pemimpin.

Wataknya keras, tapi rasa empatinya terhadap orang lain begitu lembut. Semangatnya ibarat kobaran api, membara dan ‘panas’, jika air menyiprat sedikit, begitu cepat untuk padam dan sulit di panaskan kembali.



Isaac

Asal nama dari bangsa Yahudi. Artinya “Laughter”/tawa. Dia yang membawa kesenangan, tawa, dan sebagainya.

Tidak menyukai pertengkaran dan pertikaian. Sebelumnya menolak untuk bergabung dan melawan Ublaganang. Tapi karena dorongan kuat dari sahabatnya ia bersedia dan bersungguh-sungguh. Penyayang dan ramah. Meredamkan kebisingan amarah yang meledak-ledak setiap waktu.








Rene

“Reborn/Rebirth” dilahirkan kembali. Maksudnya adalah agar semangat seusai perang secara terus menerus dilahirkan kembali dengan karakter lembutnya.

Gadis yang sabar, baik hati, memiliki kelembutan yang amat sangat diantara keempat kawanannya. Walau lembut, ia tetap berani melawan kekejaman yang berlangsung, karena kelembutan adalah kedamaian.









Aaron

“Charismatic” memiliki potensi untuk menjadi powerful  dan kaya.

Tenang. Cinta akan kedamaian. Memiliki rasa solidaritas yang tinggi walaupun seketika harus dipertaruhkan ketika ia di interogasi dan diancam mati. Mengetahui banyak hal. Cerdas tapi ceroboh.











Mildred

“Mild of Strength”/penasihat yang lembut.

Palang  Merah Ublaganang Suka petualangan, dan hidup dengan gayanya sendiri, tidak mau diatur oleh tradisi. Imajinatif, intuitif, visionary. Memiliki kekuatan untuk menginspirasi orang lain. Dan jika ia gagal menginspirasi,  ia akan menjadi seorang pemimpi dan kekuatannya bisa jadi disalahgunakan.



Gaylord

“High Spirited” satu kata untuk mendeskripsikannya : Ambisius.


Presiden Ublaganang Dingin. Menyukai ketenangan, lebih suka menjadi leader bukan follower. Fokus kepada 1 tujuan, berani serta agresif. Ingin mengetahui  arti dari kehidupan yang dijalaninya, keras kepala, tidak sabaran. 


             Dimulai dengan seorang gadis kecil yang di tembak mati dikarenakan berlari-lari sambil mengibarkan bendera dan berteriak dengan bahagianya, “bangara, bangara, hidup bangara, hidup!”. Tercetus ide pemberontakan diantara kelima pemuda untuk melawan Ublaganang, Diana berusaha meyakinkan teman-temannya. Ernest adalah orang pertama yang mendukung, begitu juga dengan Rene. Dan Isaac, walaupun membatu akan ketidakpercayaan akan “kemerdekaan” dapat benar-benar diraih, tapi ia tidak akan membiarkan sahabat-sahabatnya berjuang tanpanya. Aaron memberi tahu pusat bantuan koloni pemberontak yang lain dan seluk-beluk wilayahnya. Semua berjuang dengan tujuan “mengakhiri” pertanyaan pertanyaan “kapan semua ini akan berakhir?”.















                Tidak diduga, rencana mereka hampir gagal dikarenakan kalah dalam baku hantam pertama saat berusaha membunuh Gaylord sang presiden Ublaganang dalam pidato kenegaraannya. Isaac sekarat, Aaron di tangkap dan di interogasi dengan disiksa. “apakah ini semua sudah berakhir?” BELUM!! Di tengah-tengah keputusasaan mereka yang mendekam di penjara, masih ada rasa abdi negara yang tertanam yang berlandaskan rindunya pada senyuman-senyuman tulus kerabatnya yang menanti kedamaian. Walaupun penyebab jatuhnya mereka dalam kerangkeng adalah Aaron dan sempat terjadi penaikan suhu pikiran antara Ernest dan Aaron, tapi itu hanya menjadi angin lalu.

                Pertolongan datang! Malaikat-malaikat dari sebrang. Ya, para pemuda koloni datang dan membebaskan mereka. Di hantamlah gedung presiden Ublaganang. Gaylord sangat terkejut karena pada saat itu ia sedang mengadakan rapat. Tapi tak disangka, semangat kebaikan layaknya bara api yang merambat pada secarik kertas, dimulai dari titik kecil, tapi bisa membakar habis ketidakadilan. Gaylord terbunuh.



                “tapi, apakah ini semua sudah berakhir?”
                Apakah dengan membunuh Gaylord akan menyelamatkan hidup di generasi mendatang? Atau akan muncul Gaylord Gaylord baru untuk membalas dendam sama seperti balas dendam mereka terhadap ublagang? Ketika hari ini berakhir, apakah esok adalah hari baru? Hari di mana kejahatan dan ketidakadilan di tanah ini akan terhapuskan, hari di mana kita semua akan bebas? Ataukah esok hanyalah hari lain di mana tirani ini akan berlanjut? Dan kalaupun Bangara merdeka, akankah di masa depan muncul pemberontak2 dari Ublaganang yang ingin menjatuhkan Bangara untuk balas dendam atas kematian Presiden mereka? Apakah tindakan ini membuat kita menjadi pahlawan Bangara, atau ini hanya membuat kita menjadi sekelompok pembunuh?
THE END (?)

Proses latihan

  







Ditulis Oleh : Muhammad Muqsith Abdul Hakim